Tuesday, February 21, 2012

Gagasan Itu "Bersliweran" dan Harus Ditangkap

[imagetag] image

MENJADI PEMATERI: Haryanto Corakh didampingi Hengky Bambang Supriyatno menyampaikan materi penulisan dan buku dalam workshop yang digelar KSS, ProTV, dan Unnes, Minggu (19/2). (suaramerdeka.com/Ranin Agung)

SEMARANG, suaramerdeka.com - Dilihat dari peta, perfilman Indonesia merupakan ladang bisnis bagi produser film. Itu artinya produser selalu berbicara untung rugi dalam membuat sebuah film, karena bicara untung dan rugi tentunya akan melihat selera pasar. Terlepas dari itu semua, film merupakan media penyampaian yang efektif. Gagasan yang disuguhkan melalui film, bisa bersifat mengarahkan, membimbing, bahkan menjerumuskan masyarakat.

Pernyataan tersebut dikemukakan Haryanto Corakh ketika menjadi pembicara tunggal pada Workshop Penulisan Skenario dan Buku yang digelar Komunitas Sinema Semarang (KSS), ProTV, dan Unnes, Minggu (19/2).

Menurutnya, film bagus adalah film yang bisa memotivasi penonton dan bisa berdampak positif terhadap sekelilingnya. "Gagasan atau ide itu 'bersliweran' di atas kepala, untuk itu petik dan tuangkan menjadi sebuah karya," ujarnya pada puluhan peserta di Laboratorium Teater Usmar Ismail B106 FBS Unnes.

Berbagai gerakan pegiat film yang ada di daerah harusnya didukung dan diapresiasi oleh pemerintah melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan di masing-masing Kota/Kabupaten. Semangat yang ada, perlu mendapatkan "wadah" dan dilestarikan keberadaannya demi kelangsungan perfilman Indonesia.

"Semua sektor harus terlibat guna menghasilkan sebuah karya. Percuma bila kita terus berlatih namun tidak pernah tampil karena tidak ada 'ring pertandingan'," tambahnya.

KSS sebagai wadah pegiat film di Semarang lebih mengutamakan sifat berbagi antar sesama komunitas yang bergerak di bidang sinetografi. Apa yang dipunyai masing-masing anggota bisa digabungkan untuk menjadi sebuah karya.

"Kami sifatnya menjembatani siapa saja untuk membuat Semarang dan Jawa Tengah pada umumnya bisa menghasilkan sineas handal," kata Jesi Saptono Ketua KSS.

Peserta workshop yang berasal dari Semarang, Wonosobo, Temanggung, Jepara, Kudus, Pati, Salatiga, dan Sukoharjo juga berkesempatan menonton film Mak Ingin Naik Haji karya Aditya Gumay. Diketahui pemain seperti Aty Cancer Zein, Reza Rahadian, dan Didi Petet ikut bermain di pada film Indonesia yang dirilis pada 12 November 2009 tersebut.

( Ranin Agung / CN32 / JBSM )
Untuk berita terbaru, ikuti kami di Twitter [imagetag] twitter dan Facebook [imagetag] Facebook

19 Feb, 2012

co-ademin 19 Feb, 2012


-
Source: http://situs-berita-terkini.blogspot.com/2012/02/gagasan-itu-bersliweran-dan-harus.html
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com

0 comments: